Banyak yang request aku tuk bikin konro tapi belum keturutan. Di rumah aku biasanya bikin rawon daging karena hubby nggak terlalu suka tulang. Bikin konro baru kali ini sih. Hanya untuk memuaskan rasa penasaran. Setahukua pallu konro atau sop konro itu banyak variasinya. Yang jelas sop tulang berkuah agak gelap. Karena konro artinya tulang dalam bahasa Makassar. Ada yang menambahkan kayu manis ada juga yang tidak. Ada yang suka menambahkan keluak ada yang tidak. Ada yang menambahkan adas manis ada juga yang tidak. Berpulang ke selera masing masing. Kali ini aku nyontek resep Vierly dengan modifikasi hasil tanya sana sini.
Hasilnya enak. Penampakan mirip rawon tapi rasanya jelas beda. Kalau konro tidak menggunakan daun jeruk purut. Makasih nah Vierly, sudah disharing resepta'. Nyamang memang tong...!! Lain kali mau coba juga konro bakar ah...tapi dilema. Harus menghabiskannya sendiri, awww tidaaaakkk!!
Berikut bahan bahannya ya..syarat untuk menghasilkan konro yang sedap dan wangi, bumbu kering sepertiketumba dan jintan sebelum dihaluskan disangrai terlebih dahulu. Beda wanginya dengan botolan yang sudah lama tersimpan di lemari.
Bahan :
- 1 kg iga berdaging
- 2 lembar daun salam
- 2 cm lengkuas, geprek
- 2 batang serai, geprek
- 3 butir cengkeh
- 3 cm kayu manis
- 2 liter air
- 5 sdm minyak goreng
Bumbu halus :
- 8 butir bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 1/2 sdt pala
- 1/2 sdt pala
- 1 ruas jari jahe
- 2 ruas lengkuas
- 2 batang sereh, ambil bagian putihnya
- 2 sdm keluwak, lembutkan dengan sedikit air hangat
- 1 sdm ketumbar bubuk
- 1 sdt kunyit bubuk
- 1/2 sdt merica
- 1/4 sdt jintan
- garam secukupnya
- gula secukupnya
- 1 sdm air asam
Pelengkap :
- daun bawang/seledri, iris halus
- bawang goreng
- jeruk nipis
- sambal rebus
Cara membuat :
- Bersihkan tulang dan cuci bersih.
- Masak air sampai mendidih. Masukkan tulang dan masak dengan api sedang. Buang kotoran/buih buih kotor yang muncul di permukaan air rebusan.Masak sampai daging agak empuk.
- Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun salam, lengkuas dan sereh sampai wangi.
- Masukkan bumbu ke dalam kuah. Tambahkan garam dan gula dan masak tulang hingga dagingnya benar benar empuk. Tambahkan air asam. Cicipi garamnya.
- Sajikan panas dengan perasan jeruk nipis, bawang goreng, daun bawang/seledri serta sambal rebus.
Oh iya, sebelum membeli tulang kemarin minggu, aku singgah ke pasar subuh. Tempatnya dekat dengan pelabuhan. Jadi sempatkan narcis sedikit ya walaupun wajahnya masih bengkak baru bangun, hiyaaaaaaaa...
Ternyata seru juga. Banyak sekali jajanan tradisional dan sayur mayur dijual di sana. Termasuk juga peong atau nasi bambu. Mirip mirip dengan lemangnya orang Sumatra. Isinya ketan hitam yang legit, gurih dan harum aroma bakaran. Ketemu juga sama kacang komak (kalau nggak salah ya) sama kue tradisional favorit yang dijajakan gerobak dorong. Namanya 'buroncong' dari tepung terigu/beras, kelapa parut, gula dan santan. Dipanggang dengan cetakan mirip pukis. Nikmatnyaaa panas panas...
Oh iya aku sempat beli juga jagung pulut. Enak dibikin bubur atau perkedel. Lebih legit.
15 comments:
mbaaaaaaaaaaaa.. aduuuh.. ini mah beneran ngledek, srrupt.. inget menu gini di Resto Daeng Tata, hayaaaah.. *mau donk resep konro bakar nya juga... :D
Wah sedap...sluurp..Jd pgn ikut ke pasar subuhnya mba, pasti asik beda banget dgn suasana pasar pagi di tempat lain :-)
-Ira-
Pewong,buroncong ada semuami bikin rindu pulang mksar.. Makan pewong pagi2 sama
bajabu + sambel pedas, mantaapp.. satu bambu pewong tdk cukup hehehe....:)
Btw.. liat konronya jd pingin buat juga, hunting kluwak dulu aahh, mudah2an ketemu..
waaaaa....kangen banget sm pasar subuh.. T__T
bagi donk jagung pulutnya kak.. *mupeng berat.. kmaren baru habis bikin buroncong, tp rasanya tetap beda sm klo beli dan dimakan panas2...huhuhu...miss them a lot.. salam sama hera ya kak.. :)
-dian-
hihi...mbak Fitri malah syukur udah pernah makan di sana. Lha aku harus bikin sendiri. Nggak tau apakah raanya seenak punya Daeng tata ^^. Kalau resep konro bakar kayaknya aku harus berburu resep duluuuuu...
Yuk sini yuk...tapi dulu lebih seru mbak. Pasar subuhnya di atas air. mereka jualannya dengan merapatkan perahunya. KAlau yang ini cuman di pinggiran pelabuhan aja. Lumayan seru juga sih ^^
Hehe...segerami balas makan puas puasi kalo pulang makassar.
Ditunggu kritik resepnya nah, siapa tahu ada yang kurang. Ini juga percobaan perdanaku ^^
Sinimi jalan jalan. Masih ada keluarga yang tinggal di sini toh. Atau sudah jauh semuami dari Sorowako?? Iya, memang tong paling enak buatannya penjual buroncong. beda tangannya...or beda keringatnya...hihihi. Oke nanti saya sampaikan salamta'...
salam kenal mbk Hesti... liat foto beroncong jadi rindu makassar.. saya juga gemar makan konro dan biasa buat tapi tidak pake kluwak...kuahnya biasa saya tambahkan telur bebek yang dikocok lepas dengan air dingin serta kelapa sangrai yang dihaluskan ...rasanya
Salam kenal mbak,
Waaaaah dapat pencerahan niy, mungkin kalo telurnya dikasih air biar nda menggumpal/berserabut ya...okey trims ilmunya yaaaa lain kali mau coba juga ^^
Mbah Hesti, konronya boleh ga pake kluwak?? klo tidak pake kluwak bahan ɑ̤̥̈̊ρ̩̩̩̩̥α̇̇̇̊ yang ditambahkan yang lain dan rasanya kira2 bgmn yaa? Thank u ya mbak hes,
Boleh pake, mmng beberapa orang menabahkan kluwak kok...
Maksudnya aku mbak, konronya boleh tidak pake kluwak mbak?
Maaf mbak, maksud sy.. Konronya boleh tidak pake kluwak? Kalau tidak pake kluwak, bahan ɑ̤̥̈̊ρ̩̩̩̩̥α̇̇̇̊ yang bisa ditambahkan u/gantiin kluwaknya? Kira2 rasanya gimana ya? Ooh Î♈α᪪ª mbak, klo pake kelapa sangrai dgn telur mentah, bukannya itu pallu basa ya mbak? Maaf mbak, banyak tanya, hehehe.. -ita-
Ada beberapa orang yg membuat konro tanpa kluwak...tapi memang tdk ada bahan penggantinya, cukup diskip saja tp menurutku kurang kaya rasanya.
Iya kalau kelapa parut dan telur betul pallu basa...
Post a Comment