Posting ini aku buat dalam rangka mengikuti IDFB (Indonesian Food Blogger) challenge #6 . Karena bertepatan dengan ulang tahun pertama IDFB, temanya kali ini seru. Festive Rice. Aku mengangkat menu "Kaddo' Minynyak" khas Sulawesi Selatan.
Kaddo' minynyak dalam bahasa Makassar berarti nasi minyak. Kaddo' berarti nasi, sedangkan minynyak berarti minyak atau lemak. Berbeda dengan nasi kuning pada umumnya, nasi ini terbuat dari beras ketan dan tidak menggunakan banyak santan. Lauk pauk yang menemaninya bisa beragam sesuai selera, namun yang menjadi ciri khasnya dan wajib ada yaitu ayam gagape, tumpi-tumpi dan telur rebus. Ayam gagape adalah olahan ayam bersantan yang ditambahkan bumbu dan kelapa sangrai bubuk sehingga gurih dan wanginya khas. Sedangkan tumpi tumpi adalah perkedel ikan yang terbuat dari campuran ikan lure dan kelapa parut yang diberi bumbu dan dibentuk segitiga. Berbeda dengan nasi lauk yang sederhana, justru hiasannya yang ramai. Wadahnya dihias sedemikian rupa dengan kertas warna warni, begitu pula telurnya yang diberi warna dan dihias kertas warna warni pula dan sering disebut kembang male.
Biasanya kaddo' minynyak ini dibuat pada saat acara-acara khusus. Salah satunya yang paling populer di Sulawesi Selatan adalah peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Sampai sekarang tradisi ini masih dipertahankan. Setiap tahunnya masyarakat Sulawesi khususnya etnis Makassar, Bugis dan Mandar merayakannya. Tapi ini adalah murni tradisi yang didalamnya menambahkan unsur unsur agama Islam seperti pembacaan doa dan sebagainya. Di keluargaku, kami tidak pernah merayakannya. Memang tidak ada tuntunannya dalam syariah dan bisa berpotensi melakukan tindakan syirik ataupun bid'ah. Postingan ini hanya sekedar informasi bahwa memang tradisi seperti ini ada, dan bahkan banyak sekali perayaan maulid nabi dilaksanakann dengan tata cara yang berbeda beda di setiap daerah.
Beralih ke resepnya. Resep ini aku dapat dari mama. Mungkin tiap daerah di Sulawesi Selatan (etnis Bugis, Mandar dan Makassar) ada perbedaan tipis dalam pembuatannya, namun intinya tetap sama yaitu nasi ketan kuning yang dikukus sampai matang dan setelahnya ditambahi bumbu dan minyak/santan kental rebus sambil dipukul pukulkan ke nasi ketan menggunakan sendok nasi kayu yang besar hingga rata dan nasi jadi pulen.
Istilah kata kalau roti mungkin diulen ya ^^. Nah cara mengolah nasi ini tidak menggunakan banyak santan supaya hasil akhirnya nasi tidak terlalu lembek. Karena nantinya masih akan dipukul pukul lagi hingga rata.
Kaddo'
minynyak teksturnya lebih berat dan padat dibanding nasi kuning biasa
karena terbuat dari beras ketan. Makannya juga gak bisa banyak banyak,
dijamin klenger...hehehe. Ciri khas nasi ini adalah masih terdapat
butiran butiran ketumbarnya yang kalau digigit akan terasa renyah dan wangi khas ketumbar.
Bahan :
- 1000 gr beras ketan putih, rendam 2 jam lalu cuci bersih
- 1 1/2 sdt garam
- 150-200 ml santan encer
Bumbu :
- 1 batang sereh, diiris halus
- 1 ruas jari lengkuas, diiris halus
- 7 butir bawang merah, iris halus
- 3 siung bawang putih, iris halus
- 1 genggam biji ketumbar
- 2 sdt kunyit bubuk
- 5 sdm minyak kelapa
Cara membuat :
- Kukus beras ketan sampai setengah matang. Angkat. Masak santan cair, kunyit dan garam sampai mendidih.
- Masukkan ketan setengah masak tadi lalu aron dengan santan sampai rata. Kukus kembali selama sampai matang.
- Panaskan minyak kelapa, tumis bawang merah dan putih sampai garing (jangan sampai gosong) , sisihkan. Dengan minyak yang sama goreng irisan lengkuas dan sereh serta ketumbar sampai wangi. Angkat, biarkan bumbu bumbu tadi di dalam minyak.
- Siapkan wadah yang besar dan lebar untuk mengulen nasi. Tuang nasi ke dalam wadah tadi. Sambil dipukul pukul keras menggunakan sendok nasi kayu yang lebar tambahkan bumbu sedikit sedikit bersama minyaknya (minyak tidak perlu dipakai semua). Lakukan selama beberapa saat sampai bumbu benar benar merata pada nasi dan nasi ketan juga menjadi pulen (tapi tidak hancur ya, butiran nasi harus masih terlihat utuh. Makanya namemasak nasi ketannya tidak boleh lembek).
- Setelah rata, letakkan dalam wadah yang sudah dihias. Tambahkan lauk pauk pendampingnya.
Gambar di atas adalah tumpi tumpi yang dibentuk segitiga sambil dipadatkan. Setelah digoreng, bagian luarnya garing tapi dalamnya tetap lembut dan wangi perpaduan ikan dan kelapa. Sulawesi memang banyak mengolah masakan menggunakan kelapa sangrai yang dihaluskan, tapi untuk membuat tumpi tumpi kelapanya tidak perlu disangrai karena adonan nanti akan digoreng.
Tumpi tumpi
Bahan :
- 500 gram ikan teri basah (kalau ikan terinya berukuran besar, buang kepala dan tulangnya, kalau berukuran kecil cukup buang kepala dan isi perutnya)
- 1/3 butir kelapa setengah tua, kupas kulitnya lalu parut
- 1 butir telur
Bumbu ikan masak :
- 1/2 sdt kunyit bubuk
- air secukupnya (cukup setinggi volume ikan dalam panci)
- 2 sdm air asam
- garam secukupnya
- gula secukupnya
Bumbu halus :
- 7 butir bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 1/2 sdt merica bubuk
- garam secukupnya
Cara membuat :
- Masak ikan beserta air asam, air, kunyit, garam dan sedikit gula. Masak sampai air menyusut dan habis. Sisihkan.
- Ulek bumbu halus. Masukkan ikan, ulek sampai ikan halus. Sisihkan. Menyusul ulek sebentar kelapanya. Campur semua bahan sambil diuleni sedikit agar rata. Sebelum ditambahkan telur cicipi dulu rasanya apabila ada bumbu yang kurang segera tambahkan.
- Tambahkan telur lalu aduk hingga rata. Bentuk segitiga menggunkan daun pisang sambil dipadat padatkan. Letakkan di atas daun pisang.
- Panaskan minyak goreng dengan api sedang. Goreng tumpi tumpi sampai kuning kecoklatan. Angkat lalu tiriskan minyaknya.
Ayam Gagape
Bahan :
- 1 ekor ayam kampung, potong ukuran sedang
- 1/2 butir kelapa, parut lalu sangrai hingga kecoklatan (setelah dingin, blender)
- 600 ml santan dari setengah butir kelapa
- 3 lembar daun salam
- 1 batang sereh, geprek
- 1 sdm air asam
- sepotong jeruk limau
- gula pasir secukupnya
- 5 sdm minyak untuk menumis
Bumbu halus :
- 12 butir bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 2 sdt ketumbar bubuk
- 1/4 sdt jintan bubuk
- 1/4 sdt merica bubuk
- 1 ruas kunyit
- 1 ruas ibu jari lengkuas, iris
- 1 batang sereh, iris
- garam secukupnya
Cara membuat :
- Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun salam dan sereh hingga wangi. Masukkan ayam. Aduk aduk sampai berubah warna.
- Masukkan santan. Aduk rata. Masak sampai mendidih. Tambahkan kelapa sangrai halus, air asam, dan gula secukupnya. Masak dengan api sedang sampai kuah mengental. Sebelum api dimatikan tambahkan perasan air jeruk limau. Aduk rata, masak sebentar dan matikan. Untuk hiasan kaddo' minynyak, ambil separuh bagian ayam. Masak sampai kuah mengering.
- Taburi dengan bawang goreng dan siap disajikan.
Lauk pauk beserta kaddo' minynyaknya...yuuummm!
20 comments:
Salam kenal Hesti...
saya suka bangat views dan recipe di sini...
http://my-mintroom.blogspot.com/
proses pembuatan nasi plus lauk pauknya lumayan panjang ya. Bisa klenger tuh kalo nggak dicicil. Tapi setara dengan hasilnya yang bisa bikin klenger kekenyangan, hehehe...
de' aku seneng banget, sekarang kalo ada postingan baru ..masuk ke wordpress ku loo...jadi pasti tau deeh yg terbaru apa nih dari de' Hesti....
Assalamualaykum Mba Hesti, salam kenal yaaa ^^ Kaddo Minyyak kuliner menarik (nasinya pakai dipukul-pukul segala). Dulu taunya nasi tumpeng kuning aja (dan belum pernah nyoba bikin hehe), thanks infonya. Keliatan mesti niat banget bikinnya ya mba ,tapi rasanya Insya Allah sepadan kan ^_^v
penjelasan nya menarik sekali mba Hesti,sangat informatif. Memang baru kali ini aku baca soal nasi minynyak.. seru yaa.. beragam suku, beragam budaya. Btw, itu ikan nya sendiri bisa di subtitute dengan jenis fillet ikan yang lain ga ya ? karena keterbatasan jenis ikan disini loh..
penasaran gimana rasanya mba.... hehehe
Salam kenal juga Marsita,
Terima kasih sudah mampir di blog ya ^^
hihihi...bueeetuuul sekali mbak Rina, kelenger bin blenger ^^
Asyiiik...sama dong teh. Aku jg kalo ada postingan baru teteh langsung lihat deh ^^
Salam kenal juga mbak Dini,
Hiyyaaa niy...bikin nasi ini harus pake tenaga dalam dulu baru bisa jadi hehehee...
IYa mbak Fitri...tradisi dan budaya Indonesia Timur memang masih kalah populer dibanding Jawa dan Sumatra ^^
Bisa aja mbak, nggak masalah. Di sini karena kebiasaan aja pake teri basah kecil. Sekalian juga nambah kalsium karena sama tulangnya sekalian. Kayaknya yang nggakk cocok itu mungkin ikan salmon deh, beda juga aroma dan teksturnyanya...tlalu berminyak. Istilahnya ikannya dimasak dulu itu kayak diungkep sampai airnya habis. Baru dicampur bumbu lain. Tapi sebenarnya ikan mentah juga bisa. Dulu aku dah pernah bikin di postingan perkedel ikan/paria kambu. Tapi kalo ikannya mentah kelapanya yang disangrai, hehe
Yuk dicoba aja biar gak penasaran. Perkedelnya aja dulu, hehe
kaddo' minnyak a.k.a sokko bempa.. nyamanna...
hmm..mungkin si tumpi tumpi ini klo di surabaya "rempah" pelengkap nasi tumpeng..
hehhehe
nama yang lucu..
hmm..mungkin si tumpi tumpi ini klo di surabaya "rempah" pelengkap nasi tumpeng..
hehhehe
nama yang lucu..
Benar kl di Jawa Rempah tapi pake daging jadi namanya Rempah Daging yang tradisinya juga teman dari nasi kuning.
Kak Hesti, this is what I'm looking for in the event. A tradition story behind the food itself.
mbak Fit, ikan teri basah gak ada di tempat mbak. Coba di Asian market banyak di rak frozen.
Sebenarnya ini kalo mau diceritakan filosofi masing masing lauk itu panjang kali mbak Pepy. Kayak telur itu melambangkan orang orangan, tumpi tumpi berbentuk segitiga karena dst dst...tapi krn panjang banget cukup yang inti intinya aja, hehe
NAMANYA UNIK. TUMPI TUMPI.. TAPI BISA DI COBA NIH KALO ADA WAKTU LUANG...
Post a Comment