Kali ini Klub Berani Baking memberi PR membuat bika ambon. Huaaaaaaa...pertama dengar langsung keder. Masalahnya yang dibikin sekarang ini bika ambon ukuran besar. Kalau dulu-dulu sih sebenarnya aku sudah pernah bikin tapi versi mini mininya di loyang kue lumpur. Kayaknya nggak terlalu ribet. Karena yang ini ukurannya besar jadi seratnya pun harus besar dan cantik. Bisa nggak yaaa...
proses fermentasi ragi biang
Mengeplok ngeplok adonan...
Pintu oven waktu awal pemanggangan dibuka sedikit dengan cara diganjal dengan serbet...
Ternyata berhasil juga. Alhamdulillah senangnya. Pokoknya rasanya pas. Manisnya pas, gurihnya pas, teksturnya legit kenyal, dan tidak beraroma asam. Cuman potongannya aja yang kurang rapi karena masih agak panas udah dipotong ^^
Resepnya Mbak Rachmah memang okeeeey!
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
- Kenali panas oven masing masing. Supaya panasnya merata sebaiknya loyang bika dialasi dengan loyang yang diberi pasir bersih. Kalau tidak ada pasir, bisa menggunakan alas dua buah loyang yang disusun. Jadi total 3 loyang sama loyang bikanya.
- Kalau menggunakan api 160C terlalu cepat gosong, kurangi panasnya. Sesuaikan saja. 5-10 menit pertama pintu oven harus dibuka sedikit supaya adonan bisa bersarang. Setelah itu baru ovennya ditutup sampai kue matang.
- Bagian bawah loyang tidak kuoles kertas roti karena banyak pengalaman teman yang lain, kertas rotinya mengambang dan menghambat terbentuknya serat sampai ke atas.
- Waktu fermentasi jangan terlalu lama, ikuti yang dituliskan di resep. Aku cuma 2,5 jam karena ketika aku cium bau raginya sangat menusuk cepat cepat aku panggang. Setelah matang ternyata tidak asam malahan wangi pandan dan daun jeruk. Bau ragi tipis saja seperti pada roti. Aku rasa suhu ruangan juga berpengaruh terhadap lambat dan cepatnya proses fermentasi.