Dalam rangka memeriahkan even bulanan Indonesian Food Party, untuk edisi Maret aku nyetor dangkot ini ke IFP host Mbak Tata dan Mbak Momon.
Dangkot adalah singkatan dari bahasa Toraja yakni daging kotek yang artinya daging bebek. Merupakan salah satu makanan khas daerah Toraja dan sekitarnya. Umumnya sih memang menggunakan daging bebek tapi karena di tempatku sini bebek nggak ada yang jual orang kemudian menggantinya dengan daging ayam kampung.
Yang khas dari lauk ini adalah rasa pedas dan aroma lengkuas sereh yang sangat kuat. Wangi memang...karena dimasak sampai kuah benar benar habis dan kering. Kalau dilihat penampilannya sama sekali tidak menarik. Ayam atau bebek dipotong kecil-kecil sekitar 2 centian. Tidak tterlihat lagi bentuk ayamnya...yang mana paha yang mana dada, dan seterusnya. Jadi bentuknya memang imut. Dan kelihatan serabut serabut lengkuas yang diparut/diblender menyelimuti ayamnya.
Resep aku dapat dari temanku Ulfah mamanya Caca tetanggaku yang baik hati, hehe. Karena bahannya semua sudah lengkap segera aku bikin. Umumnya rasa pedas didapatkan dari penggunaan cabe Toraja yang terkenal pedas. Bentuknya kayak paprika tapi mini-mini. Tapi aku tau kalo bikin mengikuti resep asli, di rumah anak anak bakalan nggak bisa makan karena kepedasan. Apalagi hubby nggak makan ayam...jadi masak aku suruh ngabisin sendiri?? hihi. Jadi aku tukar aja dengan cabe merah biasa dan jumlahnya pun sedikit saja. Lengkuasnya pun sebaiknya diparut untuk mendapatkan tekstur bumbu yang kasar, tapi demi keefisienan aku pake blender aja.
Bahan :
- 1 ekor ayam kampung, potong kecil kecil
- 1-2 bonggol lengkuas (tergantung ukuran)
- 7 batang sereh (ambil bagian putihnya)
- minyak secukupnya untuk menumis bumbu
Bumbu halus :
- 10 butir bawang merah
- 7 siung bawang putih
- 10 biji cabe rawit/cabe toraja (aku pakai 1 buah cabe merah)
- 2 ruas jahe
- 1 ruas kunyit
- 1/2 sdt merica
- garam secukupnya
- gula secukupnya
Cara membuat :
- Blender lengkuas dan sereh. Sisihkan.
- Blender bumbu halus. Kalau pada saat blender ditambahkan air maka air harus dihilangkan dengan cara memasak bumbu sampai airnya habis. Baru kemudian ditumis menggunakan minyak.
- Panaskan minyak goreng untuk menumis. Masukkan bumbu halus bawang dan bumbu halus sereh lengkuas. Tumis sampai wangi.
- Masukkan ayam lalu masak sampai ayam empuk dan matang. Tambahkan air sesekali apabila air menyusut dan ayam belum empuk.
- Setelah ayam betul betul empuk, terus mengaduk sampai ayam benar benar kering bumbunya. Nanti akan terlihat serabut dari bumbu yang sudah mengering. Matikan api. Angkat.
- Siap disajikan.
8 comments:
Info kak, cabe Toraja itu nama lokalnya Lada Katokkon. Di Canada banyak dijual karena imigrant dari Karibia banyak. Di Canada disebut Scotch Bonnet Pepper, dijual di Caribbean market. Cabe itu sendiri masih family dari habanero. Aku pernah bikin buat asinan, sambal bawang dan sambal kemiri.
http://indonesiaeats.com/asinan-buah-bogor-indonesian-fruit-pickle/
http://indonesiaeats.com/sambal-bawang-sambal-setan-shallot-garlic-devil-sambal/
http://indonesiaeats.com/sambal-kemiri-soto-indonesian-candlenuts-sambal-soup/
Waaaaaa,lengkap bener mbak Pepy, aku aja nggak hafal apa nama cabe Torajanya hihi. Pantesan puedess poool ya...sodaraan ma habanero. segera meluncur ke blog..
xixixi wajar ketika kemrn Mei ke Indonesia aku makan cabe2 rawit dan sambal2nya pada gak berasa pedas. Kebiasaan makan ini cabe. Satu2nya sambal yang bikin aku meler kmrn di Indo yahh sambal roa yang dikasih Tika. :))
Salam kenal mba Hesti...
Saya udah coba resep ini,enak banget...harumnya mirip ayam lengkuas ya,krn emang pake parutan lengkuas.
Tp saya bikinnya ga smp kering kya punya mba Hesti,agak2 basah..soalnya suami+anak doyannya kl makan nasinya agak basah gitu... Trus pake cabe kering aja,anak saya masih 3thn,ga suka pedas.
Trims ya mba resepnya...semoga menjadi ilmu yg bermanfaat n menjadi amalan yg baik,aamiin....:)
Salam kenal mba Hesti... Saya sdh coba resep ini,enaakkk...harumnya sama dg ayam lengkuas ya....
Tp saya bikinnya agak basah,krn anak saya kurang suka yg kering,cabenya pun saya ganti yg kering,krn anak masih umur 3thn n ga suka pedas.
Trims ya mba sharing resepnya...semoga menjadi ilmu yg bermanfaat n jadi amalan yg baik...Aamiin...:)
@Pepy : hahahaaaaaa...hati hati mbak perutnyaaa
@Lisna : salam kenal juga mbak, alhamdulillah kalau suka mbak. mengenai konsistensinya itu tergantung selera masing masing mbak, Amiiiin, makasih doanya ya mbak...
taraaaa.. orang toraja dataang :)heheeheh jadi kangen dangkot buatan mama :)
Hahaha...apa kareba??? pastinya kalo buatan orang Toraja lebih asli lagi dan lebih maksnyusssss ^^
Post a Comment