Setiap habis cuti dari Jawa biasanya pulangnya aku dibekali oleh-oleh kue 'masirat' oleh mertuaku. Nah karena aku suka sekali, resepnya aku cari di internet tapi nggak pernah ketemu. Yang ada hanya resep wingko. Kata ibu mertuaku, masirat dan wingko serupa, malahan enggak tau juga bedanya di mana ya...tapi memang kalo di tempat hubby namanya kue masirat. Dibikin dengan 2 proses, yaitu dikukus dulu baru kemudian dipanggang. Ukurannya juga jumbo sekitar 60x40 cm nggak kebayang ukuran kukusan dan ovennya. Bahannya sama menggunakan ketan, kelapa, santan telur dan margarin. Mungkin ukuran bahan aja yang berbeda.
NAh untuk mengobati rasa rindu pengen makan kue masirat ini, akhirnya aku googling dan nemu resep wingko di Dapur SQU. Tapi karena percobaan pertama aku bikin separuhyna aja. Tapi di bawah ini resep aslinya 1 resep ya...
Bahan :
- 550 gr tepung ketan
- 400 gr gula pasir
- 400 gr kelapa parut
- 200 ml santan, didihkan
- 150 gr margarin, lelehkan
- 3 butir telur
- 1/2 sdt garam
Olesan :
- kuning telur
- wijen
Cara membuat :
- Kocok telur bersama gula pasir hingga larut.
- Tambahkan kelapa parut aduk hingga larut.
- Masukkan tepung ketan bergantian dengan santan sambil diaduk. Masukkan margarin cair dan garam lalu aduk hingga rata.
- Tuang ke dalam loyang yang telah dialasi daun pisang.
- Kukus selama 15 menit sampai mengeras. Angkat, olesi kuning telur dan taburi wijen.
- Panggang dalam oven yang telah dipanaskan dengan suhu 160C atau 325F sampai kekuningan.
- Angkat biarkan dingin lalu potong potong.
Hasilnya walaupun sama sama enak dan legit, tapi aromanya agak beda dikit. Kalau menurutku mungkin dari tepungnya. Paling bagus mungkin menggunakan tepung ketan kemasan yang masih baru (yang belum pernah dibuka kemasannya) atau sekalian yang fresh ditumbuk. Walaupun belum kadaluarsa tapi aroma tepung ketan kemasan yang sudah terbuka lama bedaaa...
No comments:
Post a Comment