Monday 25 November 2013

Kerupuk Jintan...







Pemandangan yang indah disaksikan tiap hari bukan...?? Alhamdulillah mendapat view yang cantik ini. Rumah kami terletak di dataran yang tinggi dan di depannya terbentang tiang listrik yang panjang. Nah tiang ini ternyata menjadi persinggahan burung burung cantik yang tinggal di sekitar sini. Tiap hari ada saja burung yang singgah. Unik dan cantik cantik bentuknya. Selain itu kicauannya lucu dan beragam. Ramai sekali. Sayang kameraku bukan kamera zoom ya jadi harus dicrop maksimal biar kelihatan figurenya yang cantik itu...

Yap cukup dulu gambar gambar burung cantiknya, sekarang beralih ke resep yang aku share hari ini. Kerupuk jintan. Kenapa dinamakan kerupuk padahal bentuknya sama sekali nggak tipis kayak kerupuk pada umumnya? Nah jajanan yang satu ini adalah camilan khas dari daerah Sulawesi Selatan. Kalau mamaku yang orang Makassar menyebutnya kerupuk jintan sedangkan di beberapa daerah lain di Sulawesi Selatan malah ada yang menyebutnya roti jintan. Nah lho.... 
Memang teksturnya tergantung cara pengolahan masing masing orang. Kalau digoreng lebih lama maka akan tercipta snack yang renyah tapi kalau digoreng sebentar saja asal kuning maka teksturnya berubah jadi renyah di luarnya tapi empuk di dalamnya. Disebut kerupuk karena renyah seperti kerupuk dan disebut roti karena empuk empuk asyik...hehe. Tapi hati hati salah mengolah bisa berakibat gigi patah lho. Iya tak jarang aku membeli kerupuk jintan yang ketika digigit kerasnya bukan main. Kayaknya ada yang salah dalam pengolahannya. Kata mama adonan nggak boleh diulen seperti roti. Cukup agar menyatu saja. Gorengnya pun dengan api sedang. Kalau menggunakan api kecil maka menggorengnya akan butuh waktu yang lama menghasilkan kerupuk yang sangat keras ketika dikunyah.

Bahannya biasa saja, cuma campuran tepung, margarin, telur, vanili dan potasa...begitu ibu ibu asli sini menyebut baking soda atau soda kue. Yang unik adalah penambahan jintan hitam di dalamnya. Jintan hitam atau habbatussauda ini rasanya dan aromanya khas. Sama sekali beda dengan jintan bumbu dapur yang biasa dipakai sebagai pelengkap bumbu kari. Penampakannyapun mirip wijen tetapi lebih tebal. Kalau dikunyah sedikit ada sensasi wangi dan pahit bercampur jadi satu. Tapi ketika dicampurkan ke dalam adonan...luar biasa, wanginya naik dan rasanyapun enak. Di pasar tradisional di sini ada yang menjualnya, tidak tau kalau di tempat lain ya. Biasanya sih yang umum dijual untuk suplemen kesehatan adalah minyaknya. Khasiat kesehatannya banyak sekali. Rasulullah Muhammad SAW sendiri berkata, habbatussauda adalah obat segala macam penyakit kecuali kematian. Tapi dalam pengolahannya ke camilan ini gak tau kalau masih ada kandungan gizinya ya, masalahnya ini snack goreng ya teman teman. Gizinya berbanding lurus dengan efek buruknya...hehe. 

Berikut aku share resep mamaku ya. Menggunakan ukuran gelas atau cangkir/cup. Satu resep ini menghasilkan sekitar 2 kg kerupuk jintan. Jadi aku bikin separuhnya saja dari resep di bawah ini. Nggak sanggup ngebentuknya sendirian. Lama euy...

Bahan :
- 1 cup telur ayam/bebek
- 1 1/2 cup gula pasir
- 1 sdm munjung margarin
- 1/2 gelas santan kental (dari satu butir kelapa)
- 1 kg terigu (lebih kurang, sampai bisa dibentuk)
- 1 sdt soda kue
- 1/2 sdt vanili bubuk
- 1/2 sdt garam
- 4 sdm jintan hitam, atau secukupnya (ambil sedikit, tumbuk kasar untuk mengeluarkan aromanya)

Cara membuat :
  1. Ayak terigu dan soda kue dalam satu wadah. Sisihkan.
  2. Kocok telur, gula pasir, vanili dan gara,  sampai mengembang.
  3. Masukkan santan dan margarin cair, aduk rata. Tambahkan jintan. Aduk rata.
  4. Masukkan terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk pelan (jangan diuleni) sampai adonan menyatu dan bisa dibentuk.
  5. Pilin adonan memanjang seperti tali (jangan terlalu kecil nanti hasilnya keras), pipihkan sedikit lalu potong potong serong.
  6. Goreng dalam minyak yang sedang panasnya sampai kekuningan. Angkat dan tiriskan.
  7. Setelah dingin simpan dalam wadah kedap udara.




 

 

15 comments:

ummiaisyah said...

wah....resepi yg bagus...jintan hitam kurang sedap kalo dimakan mentah..bila diolah macam ni..mesti bole makan banyak...

dapur said...

wah kebetulan nih punya jintan hitam banyak dan gak tau mw di apakan. penampakannya kyk cemilan khas d tempatku mbak,namanya karoppo bawah (krupuk bawang).dr adonan tepung jg.cara bikinnya jg mirip cm d tempatku pake gunting biar cepet hehehe...

dapur said...

wah kebetulan nih punya jintan hitam banyak dan gak tau mw di apakan. penampakannya kyk cemilan khas d tempatku mbak,namanya karoppo bawah (krupuk bawang).dr adonan tepung jg.cara bikinnya jg mirip cm d tempatku pake gunting biar cepet hehehe...

Anonymous said...

bentuk nya mirip kue biji ketapang......pernah makan di makasar. rasa nya manis manis gurih berempah gitu. sama ga ya? harus coba nih .....slm, rin

yak said...

kayak biji ketapang, he he he

Unknown said...

blognya dijual tidak ya bu, saya berniat untuk membelinya jika dijual.. contact : 08562873669

diyan said...

Tertarik banget sama pemandangannya.....

Hesti HH. said...

@Ummiaisyah : betul sekali sis...

@Ida : cocok banget mbak, namanya karoppo jintang kalo makassar. kalau digunting emang cepat mbak, langsung digunting di atas minyak kan ^^

@Rin : sama mbak, cuma jintan ini gak pk rempah...

@Yak : bener mbak, betawi kan??

@Desi : maaf mbak, nggak dijual...

@Diyan : makasih mbak, emang alhamdulillah indah banget...

zdienos said...

mbak afwan telur bebekx 1 btr ya n gula pasirx kalo di timbang brapa kg mbak ya,mkasih

Hera said...

Ass. Sy sdh buat mbak Hesti roti jintan ini, 2 kali malah. Terakhir adek mau pulang ke mamuju mintanya kue ini tp lebih kecil soalnya dia suka yg renyah, sy buat setengah adonan telurnya 3 biji n gulanya sy konversi ke gram (165gr) n katanya pas manisnya n spy renyahnya tahan setelah digoreng sy panggang pakai api keciiil selama 1 jam. Hasilnya okeee, terima kasih lagi mbak Hesti soalnya sy sdh lama cari resep ini.

Hesti HH. said...

@Mardino : iya bener mas. I cup gula 250 gr mas jadi kalau 1 1/2 itu sekitar 375 gr. Tapi ini kalau menggunakan cup metrik internasional ya mas. Kalau pakai cangkir rumahan disesuaikan aja ukuran yg lainnya

@Hera : waalaikumsalam, alhamdulillah ikutan senang mbak ^^

Anonymous said...

salam kenal mba hesti, sy sita.. telurnya dikocok sampai berbusa saja atau soft peak?

Hesti HH. said...

Soft peak mbak

Um Muhammad Al Bugiziyyah Al Buniyyah said...

Assalamu 'alaikum kak Hesti... salam kenal, ana ummu muhammad di Bone senang sekali bisa nemu blogx kak (sampai terharu hiks hiks) krna kue/masakan tradisional yang selalu ana rindukan tersaji di blogx lengkap dgn resep aslix... ijin ya kak copas resep2x trus dipraktekin buat dipajang di blogq...hmm berapa kali ana bolak balik buka dan baca isi blogx yg kadang menceritakan keindahan sorowako jd pengen kesana hehe penasaran dgn danaux...kpn2 klw ksana boleh mampir ke tmpatx kak hesti kan hehe...Bone-Sorowako berapa jam yah trus lewat daerah mana ?

Hesti HH. said...

Waalaikumsalam Umminya Muhammad....apa kabar???
Waaaaaah saya sering sekali ke Bone. Dulu saya KKNnya di Bone Desa Lamakkaraseng kecamatan Ulaweng..hehe. Selain itu banyak teman dari Bone jadi saya beberapa kali main ke sana. Jadi rinduka....hiks

Terima kasih nah apresiasita'...silahkan dicopy. Semoga ada rezeki ke Sorowako jangan lupa mampir nah, ditungguuuuuuu. Bone nda bisa langsung ke Sorowako. kayaknya ke Makassar baru naik bis 12 jam lamanya.....

Post a Comment

Coconut Custard Buns & Plaited Coconut Bread

Assalamualaikum. Selamat Hari Raya Qurban teman teman, semoga amal ibadah dan qurban kita diterima oleh Allah Subhanahu Wata'ala. ...