Ceritanya berawal bulan lalu ketika tiba tiba 3 anak kucing nyasar di bawah rumah kami. Karena masih kecil mereka cuman bisa mengeong ngeong ketakutan dan kelaparan. Sepertinya mencari induknya yang hilang entah kemana. Aku curiga ada yang sengaja menaruh anak anak kucing itu. Mungkin kucingnya sudah terlalu banyak jadi ketika beranak lagi anaknya dibuang.
Untuk Hanif yang pecinta binatang ini adalah rezeki besar. Dari dulu selalu minta kucing tapi belum kami penuhi. Kalau anak kelinci dan anak ayam sudah pernah juga sih. Tapi kelinci berakhir mati dan ayam diberikan ke orang karena Hanifnya suka alergi. Jadi bukannya kami ngga suka binatang ya. Takutnya Hanif kambuh lagi alerginya sampai gatal gatal dan bernanah. Walaupun ngga tau dulu itu dia alergi makanan atau apa. Aku yang trauma. Waktu itu sampai berobat ke Makassar. Alhamdulillah pulang dari sana dah baikan.
Nah kucing ini banyak sekali menurutku. 3 ekor. Waaaaaakkk...to much for us!
Ngga tega juga sih kalau mau disingkirkan salah satunya. Bisa dikasih ke teman atau siapa. Tapi kalau masih kecil kayaknya paling aman kalau mereka bersama. Mungkin bagus juga supaya Hanif bisa belajar bertanggung jawab. Akhirnya kami memperbolehkan memeliharanya dengan beberapa syarat. Bisa diduga betapa senangnya Hanif ^^
Hari hari pertama merawat kucing terasa menyenangkan. Mereka masih imut dan cute. Mulai masuk minggu ketiga mulai kucingnya berulah. Karena sudah semakin besar, mereka juga semakin lincah. Karena bertiga jadinya kompak kalau melakukan kenakalan. Kalau sendiri mungkin kucingnya kalem karena gak ada teman berantem dan bergulat gulat. Jemuran handuk ditarik tarik dijadikan tempat tidurnya. Huhuuuu...kotor semua handuknya. Rak sepatu jadi tempat mainnya. kadang kadang jadi tempat tidurnya. Sepatu sepatunya jadi berbulu kucing >,<. Kadang kadang juga si pengki yang ringkih suka mencret di sembarang tempat. Di sepatu, di lantai rumah. Waaaaaaaa....ini yang aku gak sukaaaaa. Apalagi kalau ada kucing liar yang datang dan ngajak berkelahi, semua kucing ini pada pup karena stress. Padahal aslinya mereka dah pandai karena sudah diajarin Hanif pup di halaman rumah. Tapi alhamdulillah Hanif mau bantuin bersihkan pupnya. Kalau waktu makan pun Hanif dengan setia memberi makan. Makanya semuanya sayang sama Hanif. Dia juga jadi lebih bertanggung jawab.
Si Bobo adalah favorit Hanif karena kalem dan suka nyiumin Hanif. Kalau si Ollie lucu, nakal dan lincah. Sedang si Pengki penakut dan ringkih, sakit sakitan dan paling kecil sendiri. Nah sedihnya sekarang kucing Hanif tinggal dua karena Pengki ini minggu lalu mati akibat ketrabrak mobil di depan rumah. Ternyata justru kucing yang ringkih ini yang pergi duluan. Kasihaaan....
Diberi nama Pengki karena ekornya pengkor alias kayak patah begitu. Istilah orang sini hehehe. Lucu ya...
Kalau pulang sekolah sudah ada aja di belakang nongkrong dengan kucing kucingnya.
Kalau subuh begitu pintu belakang terbuka, kucingnya sudah pada lompat ngintip di pintu.