Jangan Kates (Sayur Pepaya Muda)

Kalau di Sulawesi jarang olahan sayur pepaya muda ini. Pertama kali makan di rumah mertua di Malang. Langsung suka. Iya enaklah...wong tinggal makan hihihi. Rasanya dan tekstur mirip labu siam. Tapi sayur pepaya ini kalau masih baru dimasak masih ada sensasi krenyesnya ketika dikunyah. Tapi kalau udah diinapkan semalaman berubah jadi lembut. tapi justru itu yang enak. Semakin lama, semakin sering dipanasi semakin merasuk juga bumbunya. Tapi kalau dipikir pikir dari segi kesehatan ya udah hilang sih vitaminnya. Mungkin cuman dapat serat dan rasa yang enak. Hihi...makanan Indonesia banyak lho yang diolah dengan cara begini. Segala macam sayur godog, sayur nangka, lodeh dst dst. Semakin bermalam semakin mlekok rasanya...jelas yang paling sehat ya sayuran mentah atau hanya dipanaskan sebentar. Tapi ya udah gitu ceritanya...kalau sayur santan enakan yang udah bermalam ^^

Resepnya hasil mengamati almarhum mbahnya hubby. Beliau adalah koki masak yang handal. Walaupun aku sering mencoba resep beliau hanya sedikit yang benar benar menyerupai rasanya. Istilah kata, beda tangan beda rasa berlaku di sini. Padahal sebenarnya itu adalah masalah pengalaman dan jam terbang. Menggunakan bumbu segar yang diolah dengan tangan menghasilkan rasa yang berbeda. Coba bandingkan bumbu yang diulek dan diblender. Tentu saja berbeda. Secara teori bumbu yang diulek kan menghasilkan aroma yang lebih wangi karena dengan ditumbuk aromanya lebih tajam. Blenderan kan cuman dicincang sampai halus dengan pisau blender dan malahan kadang ditambah air supaya ngalusinnya gampang. Bedalah. Hati yang mengerjakannya juga tulus ikhlas mengulek bumbu seabrek abrek hingga halus, serta kelapa segar yang diparut tangan berbanding dengan masakan modern yang inginnya semua serba simpel dihaluskan dengan blender dan santan instan ya jelas beda hasilnya. Pokoknya salut deh nenek moyang kita.

Berikut resepnya ya, hasil utak atik resep mbah...ada tambahan rebon kering pengganti terasi. Sewaktu masih dalam keadaan segar sayurnya serasa banyak sekali. Tapi ketika sudah masak dan layu volumenya jadi berkurang. Jadi jangan tergoda untuk menambahkan terlalu banyak air/santan. Akan mengurangi rasa bumbunya.

Bahan :
- 1/2 kg pepaya muda, parut kasar
- 3 buah tahu, goreng dan potong dadu
- 2 ibu jari lengkuas, geprek
- 3 lembar daun salam
- cabe rawit untuk taburan
- 800 ml santan dari 1 butir kelapa
- 1 sdm air asam
- garam secukupnya
- gula secukupnya
- 5 sdm minyak untuk menumis bumbu

Bumbu ulek :
- 2 buah cabe merah
- 6 butir bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 3 butir kemiri, goreng
- 2 cm kunyit
- 2 sdm udang rebon, siangi

Cara membuat :

1. Panaskan minyak. Tumis bumbu ulek, lengkuas, dan daun salam sampai wangi.
2. Masukkan tahu. Aduk aduk. Tambahkan santan dan pepaya. Beri garam dan gula secukupnya. Masak hingga sayur mulai lunak.
3. Tambahkan cabe rawit dan air asam. Masak lagi sampai bau cabenya wangi.
4. Matikan api, angkat.